Jakarta, chronosdaily.com – Kesiapan Indonesia pada Presidensi G20 2022 terutama dalam isu pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender terus diperkuat. Usai melakukan kick-off Ceremonial G20 Empower dan Women20 (W20) pada 22 Desember 2021, W20 telah melakukan dan merencanakan berbagai agenda menuju perhelatan Grand W20 Summit pada Juli 2022 di Danau Toba, Sumatera Utara.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Lenny Rosalin menegaskan kesuksesan Presidensi G20 terutama pada isu pemberdayan perempuan dan kesetaraan gender tidak lepas dari kolaborasi dan komitmen bersama berbagai pihak. Dalam hal ini, tugasKemenPPPA, W20, dan G20 Empower adalah memastikan terjadinya proses pemulihan ekonomi pasca pandemi yang lebih inklusif dan responsif gender.
“Kita bersama-sama harus memastikan terjadinya proses pemulihan ekonomi pasca pandemi yang lebih inklusif dan responsif terhadap isu-isu gender sebagai isu yang dialami perempuan Indonesia dan para perempuan dari negara-negara G20 member. Hal itu tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah tetapi juga sangat penting bagi lembaga masyarakat melalui W20, dan dunia usaha melalui G20 Empower, serta stakeholder lainnya termasuk perempuan untuk turut berpartisipasi dan berkolaborasi,” tutur Lenny dalam kegiatan Peresmian Ruang Sekretariat W20 dan G20 Empower di Jakarta (28/01).
W20 merupakan salah satu kelompok atau forum khusus pada G20 yang mendiskusikan penguatan posisi dan isu kesetaraan bagi perempuan. W20 terdiri dari engagement group dan Indonesia telah menentukan agenda atau tema kerja yang akan dibahas kelompok tersebut. Sejak Tahun 2021, KemenPPPA selaku mother ministry, KemenPPPA telah mendampingi berbagai diskusi-diskusi yang dilakukan W20.
Chair Women20 (W20) Indonesia, yakni Ketua Bidang Luar Negeri Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Hadriani Uli Silalahi menjelaskan W20 memiliki misi untuk mengarusutamakan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan ke deklarasi pemimpin G20. W20 mengusung 4 (empat) isu-isu prioritas. Pertama, mendorong kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi yang menghambat partisipasi perempuan dalam perekonomian. Kedua, mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Ketiga, mengatasi kerentanan untuk meningkatkan ketahanan, dengan fokus pada perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan. Keempat, tanggapan kesehatan yang setara gender.
“Kita melihat sendiri kesenjangan terutama terkait isu-isu perempuan ini masih besar sekali. Dengan tema yang disung, W20 berupaya mendorong agar kesenjangan itu menjadi berkurang atau seminimal mungkin. Kami memiliki strategi advokasi yang kuat melalui pengumpulan komitmen konkrit, penyelarasan, dan kolaborasi melaluiacara bersama stakeholders lainnya, kemitraan strategis dengan organisasi internasional, serta produk pengetahuan yang akan dibentuk dalam riset dan studi,” jelas Uli.
Uli menambahkan pihaknya juga telah melakukan dan merancang sejumlah agenda. Beberapa side event hybrid W20 akan berlangsung di sejumlah kota di Indonesia seperti Batu, Likupang, Banjarmasin, dan Manokwari.
“Setelah kick off Desember lalu, kami sudah melakukan meeting-meeting bilateral dengan negara anggota W20. Kami juga akan melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder, pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mengadakan berbagai side event. Khususnya bulan depan (Februari), kami akan mengadakan side event pertama di Likupang, Sulawesi Utara dengan mengangkat tema diskriminasi dan nantinya di berbagai daerah lainnya,” tutur Uli.
Uli menjelaskan penyelenggaraan W20 di berbagai daerah untuk menunjukkan kepada dunia khususnya negara-negara W20 bahwa Indonesia dengan banyak pulau memiliki tekad untuk recover together terutama sesudah masa pandemi dan menunjukkan upaya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai tempat di Indonesia. [Kemenpppa]