Jakarta, chronosdaily.com – Vote 1 Indonesia, merupakan kumpulan akademisi dan aktivis yang mengaku akan melakukan pengawalan terhadap Pemerintahan Jokowi-Ma’aruf Amin. Dengan menggelar acara Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Vote 1 Indonesia juga mendeklarasikan dirinya melakukan konsolidasi kebangsaan.
Konsolidasi itu dimulai dengan kegiatan peringatan HUT RI yang dirangkai dengan diskusi dan dialog kebangsaan. Ketua Panitia Konsolidasi Nasional Vote 1 Indonesia, Siti Chaerani mengatakan, sudah saatnya seluruh elemen masyarakat bersatu kembali pasca Pilpres 2019. “Vote 1 Indonesia tidak mau lagi bicara 01, 02, cebong, kampret dan berbagai istilah lain yang menunjukkan dikotomi di tengah rakyat. Sudah cukup kita kemarin terbelah sebagai warga bangsa. Sekarang saatnya bersatu membangun Indonesia apapun pilihan politiknya,” tutur Siti Chaerani, di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019.
Vote 1 Indonesia akan melaksanakan konsolidasi internal dan diskusi kebangsaan di Gedung Juang 45 pada 23-24 Agustus 2019. Organisasi yang baru terbentuk ini sudah eksis di beberapa provinsi dan kota di seluruh Indonesia. Saat ini, anggota Vote 1 Indonesia yang sudah menyatakan siap hadir pada 23-24 Agustus mendatang sudah lebih dari 10 provinsi di Indonesia.
Siti mengatakan, Vote 1 Indonesia berharap semua elemen bangsa bergandengan tangan lagi menghapus semua luka yang tertoreh sekaligus mengawal jalannya pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Pada 23-24 Agustus 2019 nanti, selain konsolidasi internal, Vote 1 Indonesia menghadirkan sejumlah narasumber dalam dialog kebangsaan. Yakni, Praktisi Hukum Dr Iksan Abdullah, Penasehat Almisbat Teddy Wibisana, Guru Besar FH Unej Prof Dominikus Rato, Pengamat Intelijen Wawan H Purwanto, Aktivis 98 Sarbini, dan aktris Christine Hakim.
Sekretaris Panitia, Albert BHO menambahkan, tujuan Vote 1 Indonesia adalah mengawal pemerintahan Jokowi – Ma’ruf secara konkrit. “Kami siap mensosialisasikan program kampanye Jokowi – Ma’ruf di lapangan, yaitu Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar (KIP Kuliah), dan Kartu Sembako. Dengan jaringan Vote 1 Indonesia yang kian bertambah di berbagai daerah, kami yakin bisa menjalankan sosialiasi program ini ke publik,” jelas Albert.
Menurut Pendiri Vote 1 Indonesia, Surapati, organisasi ini bersifat independen dan gotong-royong anggota agar tidak terkooptasi dengan kepentingan politik apapun. Meskipun mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Surapati memastikan pihaknya tetap akan kritis konstruktif terhadap pemerintah. “Untuk menghidupi organisasi, Vote 1 Indonesia mendidik anggota untuk kreatif dan mampu berwirausaha agar berdikari secara ekonomi,” ujar Surapati.
Vote 1 Indonesia awalnya adalah gerakan relawan alumni Universitas Negeri Jember (UNEJ) pendukung pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin. Usai Pilpres 2019, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU), semangat independen dan gotong royong para relawan ini terus bergelora. Oleh sebab itu, dibentuklah Vote 1 Indonesia untuk menjangkau semua warga bangsa yang ingin melihat Indonesia yang lebih baik lagi tanpa melihat suku, agama, ras, golongan, maupun afiliasi dan pilihan politiknya di Pilpres 2019. [Jon]