Shelter Manahan, Kolaborasi Apik Lokasi Jogging dan Destinasi Kuliner

Surakarta, chronosdaily.com – Kompleks Stadion Manahan, Sabtu pagi itu tampak sejuk. Debi yang biasa berolahraga setiap Sabtu dan Minggu pagi tampak berkeringat seusai jogging. Berbalut jumper putih dan celana legging sport warna hitam, perempuan berambut panjang dengan wajah yang ayu itu melakukan gerakan pendinginan di area jogging track.

 Setelah mengatur nafas untuk pendinginan, dia beranjak mendekati suaminya dan meraih tas ransel yang baru saja diambil dari mobilnya. Sejurus kemudian, Debi mencari tempat duduk dan memesan 2 teh hangat sekaligus. Pasangan itu lalu memesan nasi goreng dan lontong opor sembari duduk bersantai ditemani rindangnya pepohonan.

 Selain dua menu di atas, masih banyak yang disediakan di destinasi kuliner Shelter Manahan yang berada di Jalan KS Tubun, Solo tersebut. Beberapa menu street food yang bisa dijadikan pilihan di antaranya, soto, ayam geprek, sate ayam, mangut, sayur asem dan lain-lain.

 Shelter kuliner Manahan kini memang tampil beda, lebih cantik, bersih dan tertata. PKL kuliner yang dulu berada di ruas Jalan Menteri Supeno, sudah dijadikan satu di ruas Jalan KS Tubun. Sehingga ruas Jalan Menteri Supeno kini tampak lebih lapang dan khusus hanya untuk areal jogging track. Sedikitnya ada 121 shelter kuliner dibangun kawasan itu.

 Sementara di ruas Jalan KS Tubun, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo areal parkir roda dua tak lagi berada di pinggir jalan, namun diberikan space khusus. Padahal sebelumnya, sepeda motor pengunjung menjadi salah satu penyebab macet di kawasan tersebut.

 Jogging Jadi Menyenangkan : Bagi warga yang ingin olahraga, jogging atau lari, tetap memiliki hak dan tak tersita aktivitasnya oleh keberadaan pedagang kuliner. Sebab pedagang kuliner kini berada agak mundur. Memang dari depan tampak tidak ada pengunjung, namun jangan salah, bangku dan meja pengunjung disediakan di belakang shelter kuliner dengan tempat yang sangat nyaman. Sehingga warga yang ingin jogging tetap bisa beraktivitas dengan menyenangkan.

Kanopi besar sebagai pelindung panas dan hujan dipasang agar pengunjung merasa nyaman saat bersantap kuliner. Lampu-lampu yang terang disematkan di bawah kanopi untuk menerangi areal yang mungkin gelap karena mendung. Yang tak kalah menarik, deretan meja dan bangku yang terpasang menyatu, sehingga tidak bisa diubah atau digeser-geser. Dengan demikian, mengurangi risiko bangku atau meja yang hilang oleh tangan-tangan usil.

Bagi pengunjung yang menikmati kuliner, di sisi timur disuguhi view yang adem dan asri dengan pepohonan pelindung di dalam lokasi Stadion Manahan. Sebab pengunjung kuliner dan areal stadion hanya dibatasi pagar BRC (British Reinforced Concrete), sehingga bisa terlihat bagian dalam ademnya lokasi tersebut.

 Di ujung utara, Pemkot menyediakan spot utk berswafoto dengan latar belakang maskot Kota Solo ‘Rojomolo’ yang menaiki sepeda. Di sisi barat maskot tersebut terpampang tulisan ‘Solo’ yang bermotif mozaik ikon-ikon khas Solo. Di ujung selatan pun juga ada logo Kota Solo ‘Full Senyum’ yang cukup besar. Tak jauh dari shelter, pengunjung juga bisa menemukan toilet yang bersih.

 Hhmm…rasanya healing di pagi hari belum cukup, masih ingin menikmati kesegaran udara pagi. Namun seiring waktu yang merambat siang, Debi mengemas laptop dan buku-bukunya. Usai mengerjakan beberapa tugasnya di layar laptop, Debi yang mempunyai kedudukan penting di salah satu bank BUMN di Kota Solo ini, mengajak suaminya untuk pulang. Dia sangat terkesan dengan kenyamanan, ketenangan dan keasrian lokasi Shelter Manahan yang baru. Di grup media sosialnya, Debi memamerkan postingan foto dan videonya selama di Shelter Manahan. “Yuk…ke Solo,” ajak Debi dalam captionnya. [PemkotSurakarta]