Jakarta, chronosdaily.com – Sebagai organisasi profesi, Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) bersama STT LETS sepanjang September 2020 menggelar Pelatihan Jurnalistik secara daring melalui aplikasi Zoom, setiap Selasa petang mulai 19.00 selama 90 menit terbagi dalam 2 sesi dan ditutup dengan tanya jawab.
“Saya kira ini adalah geliat PERWAMKI pertama di masa pandemi Covid 19, dan selaku Pembina bukan hanya sekedar memberi support dari kejauhan saja, tetapi kami terjun langsung untuk merangkul teman-teman se-profesi” ucap Pembina PERWAMKI Eman Dapa Loka membuka percakapan dengan Chronosdaily. Ketua Umum PERWAMKI Stevano Margianto menyebut bahwa “Konektifitas kami tanpa jarak, tanpa tembok, dan tanpa batas. Saling sinergi satu dengan lainnya,” sergahnya mengomentari pelaksanaan pelatihan jurnalistik ini.
Alasan mendasar mengapa Perwamki menggelar pelatihan Jurnalistik, menurut Stevano Margianto, Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI), “Pertama, Karena pelatihan Jurnalistik itu sudah menjadi program Perwamki yang telah dibahas dalam Munas ke 6 (22 Maret 2019) & Rakernas di Bandung, Juli 2019. Kedua, pelatihan Jurnalistik itu sangat penting untuk membekali para Calon Wartawan maupun masyarakat awam agar memiliki pemahaman yang benar mengenai dunia kewartawanan. Sebab, tantangan jurnalis di Era digital ini makin berat. Contohnya: adalah maraknya berita bohong (hoax), berita tendensius maupun pencemaran nama baik, yang beredar di media sosial; seperti: FB, WA, YouTube, IG dan sebagainya. Nah, Jika seseorang telah dibekali dengan ilmu Jurnalistik, pasti bisa menangkal maupun membedakan mana berita yang layak dan tidak layak untuk dibaca dan disebarkan.”

Dan hal yang tidak bisa dipungkiri, lanjut Margianto, “Saya Kira, saat ini zaman sudah berubah. Teknologi semakin canggih. Apalagi dengan Jaringan internet, dunia serasa berada dalam satu genggaman smart phone. Bayangkan saja, Kita bisa menuliskan pesan apa saja dengan cepat kepada siapapun dan dimanapun berada melalui jejaring media sosial, namun belum tentu tulisan tersebut baik dan benar. Bisa-bisa melanggar UU ITE, terjerat kasus hukum yang berujung masuk Bui, jika terbukti bersalah dengan Memakai Medsos untuk menghancurkan nama orang/pencemaran nama baik. Itulah sebabnya, Perwamki merasa terbeban untuk menggelar pelatihan Jurnalistik, agar para peserta lebih berhati-hati dalam membuat tulisan. Tentu melalui pelatihan ini diharapkan para peserta dapat lebih bijak bermedsos maupun membuat tulisan apapun,”
Pelatihan Jurnalistik PERWAMKI dan STT LETS telah dibuka Selasa (01/09) pekan lalu. Turut memberikan sambutan yaitu Pembina/Penasehat PERWAMKI pengacara senior Jhon SE Panggabean, SH.,M.H. dan Ketua STT LETS (Lighthouse Equipping Thelogical School) Pdt. Ir. Rachmat T. Manullang, M.Si.,. Dimoderatori pula oleh Uya Pinta SE., SH., MH., dan tampil memukau dalam sajian nada patriotik dari pengacara muda Clara Panggabean, SH. Pelatihan Jurnalistik melalui aplikasi Zoom ini dibatasi hanya untuk 50 peserta saja dari berbagai daerah, termasuk peserta dari Belanda. Para instruktur atau narasumber yaitu Eman Dapa Loka (TempusDei.id), Jonro. I. Munthe (Majalah Narwastu), Agus R. Panjaitan (Majalah Spektrum), Paul Maku Guru (KitaKatolik.com), Roy Agusta (Chronosdaily.com), dan khusus sesi Pembinaan Karakter oleh Dr. Antonius Natan (STT LETS).
Masih menurut Margianto, “Target yang ingin dicapai, tentunya, dalam 5 sesi Pertemuan ini, peserta benar-benar dapat menyerap ilmu Jurnalistik yang disampaikan oleh para pemateri (pembicara). Apalagi, jika ada peserta yang terpanggil menjadi seorang jurnalis, ini adalah sebuah keberhasilan penyelenggara.” PERWAMKI dan STT LETS memercayakan pelatihan jurnalistik ini kepada Eman Dapa Loka, Roy Agusta dan Nuel Wicaksono.
“Mencapai kesuksesan itu harus disertai pengorbanan. Perwamki bekerjasama dengan STT LETS menggelar pelatihan ini juga memiliki target agar seluruh peserta bisa mengerti, menyerap ilmu Jurnalistik dengan baik. Syukur-syukur alumni pelatihan angkatan Pertama ada yang mau magang di media anggota Perwamki, dan belajar praktek ke lapangan untuk mendalami Jurnalistik lebih luas,”
Senada dengan Margiyanto, bagi Ketua Panitia Eman Dapa Loka, yang banyak berkiprah sebagai jurnalis dan penulis buku di komunitas Katolik dan Kristiani ini, menjelaskan bahwa melalui Pelatihan Jurnalistik ingin menanamkan dasar yang baik dan ideal bagi jurnalis, “Kita ingin memberi dasar yang baik atau ideal untuk peserta yang nanti mau menekuni kerja di bidang jurnalistik.”
Dalam pandangannya, “Kerja jurnalistik yang benar dengan metode kerja yang benar disertai prinsip kerja profesional dicerahi oleh prinsip moral yang baik akan menghasil output kerja yang mendidik, mencerahkan dan mematangkan masyarakat.”
Eman tak menyangkal kalau di dunia jurnalistik dan media Kristiani ada oknum-oknum pemegang kartu pers bahkan berani mengelola media tanpa memahami prinsip-prinsip jurnalistik dengan benar. “Jika ada wartawan asal kerja saja tanpa bekal yang benar, maka sangat berpotensi menyebabkan kegaduhan dan kerusakan di tengah masyarakat,” tegasnya.
Semua bisa berkarya, apakah karya itu berguna dan sebagai sebuah karya yang benar, belum tentu juga. “Tidak semua juga bisa disebut sebagai produk jurnalistik.” tuntas Eman. [Aurora Izmi Dea ]