Jakarta, chronosdaily.com – Kabaintelkam (Kepala Badan Intelijen dan Keamanan) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Drs Paulus Waterpauw mengatakan labeliasai teroris bukan untuk semua orang asli Papua (OAP) tetapi bagi kelompok tertentu yang melakukan aksi brutal dan sudah keluar dari adat.
Penegasan tersebut disampaikan Komjen Waterpauw saat menjadi pembicara dalam acara Dialog Kebangsaan Lintas Generasi Papua, dengan tema Masih Saktikah Pancasila Meredam Isu Separatisme dan Terorisme di Bumi Cendrawasih, di Jakarta, Kamis. “Labelisasi terorisme yg muncul hanya ditujukan kepada kelompok- kelompok tertentu, tidak untuk OAP dimana aksi mereka ini sudah keluar dari adat dan masuk ke tahap brutal. Namun ini dimanfaatkan untuk propaganda para kelompok tertentu,” ujar Kabaintelkam.
Dalam dialog tersebut Komjen Waterpauw menyampaikan akar permasalahan di Papua, sejak awal era reformasi hingga saat ini, hingga penetapan teroris dari pemerintah kepada Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua. Dimana aksi KKB sudah masuk ke tahap brutal. Waterpauw menyarankan untuk menyelesaikan permasalahan Papua maka dibutuhkan peran pemerintah, MRP sebagain perwakilan kultur masyarakat, perempuan di Papua, serta DPRP.
Dialog Kebangsaan Lintas Generasi Papua diselenggarakan PSP LPPM UKI dan FORSEMI (Forum Senior dan Milenial) Papua. Sekretaris Umum FORSEMI Papua Victor Abraham Abaidata mengatakan kegiatan diikuti 250 orang secara offline di Gedung GWS FK UKI, Cawang, Jaktim dan 120 orang mengikutinya secara online melalui zoom meeting. ”Kapasitas ruangan 500 orang, hanya saja karena diberlakukan protokel kesehatan sehingga hanya 250 orang yang boleh masuk untuk mengikuti kegiatan,” jelasnya.
Sementara itu tokoh Papua Ambassador Freddy Numberi (Ketum FORSEMI Papua) mengatakan musuh bersama saat ini adalah korupsi, sehingga semua orang mesti bersatu untuk memeranginya. ‘’Musuh bersama saat ini adalah korupsi, KKN hal ini perlu bersatu untuk memeranginya,” katanya.
Narasumber lain dalam kegiatan tersebut adalah Yenny Wahid (Ketua The Yenny Wahid Institute), Dr Melyana Pugu (Ketua Pusat Studi Indo Pasifik Uncen) dan Prof. Cahyo Pamungkas (LIPI), dengan host Dr. Angel Damyanti dan Dr Rini S Mondow (Ketua Pusat Kajian UI).
”Puji Tuhan, program perdama FORSEMI, Dialog Kebangsaan Lintas Generasi Papua terselenggara sukses meski sempat tertunda hampir sejam, lalu durasinya kemudian diperpanjang tetapi suasana forum tetap hangat dan pada betah, padahal trada kopi,” kata Vicki panggilan akrab Victor Abraham Abaidata.
Kata Vicki, meskipun kegiatan di perpanjang dan lama namun peserta sangat puas karena mendapatkan pemahaman yang utuh dari pemaparan pembicara tentang Papua. ”Sekum Yayasan UKI Johan Tumanduk mengatakan, Bung ini seminar terpanjang yang pernah saya ikuti dan herannya gak ada orang yang bergeser, suasana tetap hangat meski gak ada kopi. Hebat ya, saya suka acaranya. Pak Paulus dan Pak Freddy dan akademisi dari Uncen memberi banyak informasi yang membuka pemahaman kita yang utuh tentang Papua,” ujar Vicki. [Papuainside]