Jakarta, chronosdaily.com – Nama Pastor Joshua B. Tewuh kembali menjadi perbincangan. Video unggahannya di YouTube menjadi viral dan memunculkan pro-kontra di kalangan netizen dan ‘aktifis’ medsos. Unggahan video tersebut menanggapi wawancara BTP (Basuki Tjahaja Purnama) di acara KickAndi Show “Apa Kabar Pak Ahok?” dan di acaranya Daniel Mananta.
“Udah kayak Tuhan pak pendeta ini,” ungkap Mrd di kolom komentar Facebook Josua Boyke Tewuh. Arj Bnj berkomentar :”Lanjutkan pak Pdt, Meluruskan yang bengkok….”. Munculnya respon pro-kontra, meskipun ada juga yang memberikan pandangan secara netral.
Chronosdaily menghubungi Pastor Joshua B. Tewuh untuk menjelaskan latar belakang hingga harus menanggapi hasil dua wawancara tersebut. “Ada ucapan BTP yang sangat mengganggu, dan terkesan liar dan sangat berpotensi menimbulkan kegaduhan. Beliau mengungkapkan ke publik seolah-olah isi Kitab Suci, dalam hal ini Alkitab, dapat ditafsir semaunya.”
“Saya sudah menyaksikan 2 video itu, dan saya menanggapi dengan keras sebagai seorang Apoleget Kristen. Kalau saya hanya sebagai warga gereja biasa, sebagai orang Kristen basa-biasa, saya tidak merasa perlu untuk menanggapi. Saya bukan mencari sensasi. Sebagai seorang Apologet Kristen, berkewajiban menjaga dan mengawal Kekristenan dari pemahaman-pemahaman yang keliru, sehingga memunculkan tafsir yang saya sebut sebagai tafsiran yang tanpa dasar.”
Joshua Tewuh mengaku akan menerima kalau itu terbatas pada perbedaan doktrin. Menurutnya, Kalau cuma beda doktrin, mari diskusi menyamakan persepsi. Adu argumentasi secara elegan. “BTP berasumsi kalau Yesus tidak wafat di usia 33 tahun, mungkin saja Yesus akan menikah. Pemahaman BTP yang tersebar ke publik ini sangat berbahaya dan mengancam Kekristenan. Kalau diucapkan oleh mereka yang bukan Kristen, tidak akan memengaruhi apapun.”
Menanggapi 2 rekaman video tersebut yang diunggah ke Youtube dan menjadi konsumsi publik, tentu akan beresiko menuai ragam komentar pro dan kontra. “Saya punya kewajiban untuk meluruskan suatu tafsir yang keliru. Misal soal Paulus, apakah dia pernah menikah lalu bercerai itu tafsir karena Alkitab tidak secara jelas membahas itu. Sesuatu yang ditafsir perlu bukti otentik, selama belum ada bukti hanya sebatas tafsir. Bisa benar, bisa juga meleset”
“Ketika ada orang menggunakan suatu tafsir kitab suci untuk membandingkan perilaku kehidupannya itu sah saja, secara moral urusannya-lah dengan Tuhan. Tetapi ketika itu menjadi konsumsi publik, tentu akan muncul berbagai reaksi. Ingat, bukan bermaksud menyerang pribadi. Jangan menggiring opini murahan seolah-olah saya melakukan serangan terhadap seorang Ahok.”
Masih menurut Joshua Tewuh, “Hal yang fatal menurut saya sebagai apologet Kristen, BTP atau Ahok ini menafsir tentang keberadaan Yesus. Proses Yesus ada di dunia ini dalam perspektif Iman Kristen, sudah tercatat dan sudah dinubuatkan oleh para Nabi di kitab Perjanjian Lama. Tak ada satu indikasi bahwa Yesus memiliki kemungkinan untuk menikah. Mulai dari sebelum lahir sampai kematian dan kebangkitan, hanya taat kepada perencanaan Allah dalam wujud manusia. Kan lucu kalau ada yang sampaikan, Yesus itu katanya Allah…lalu Allah ‘naksir seseorang dan menikah. Jadi materi stand up comedy. Persoalan sosok Yesus tidak bisa ditafsir seperti itu”
“Persoalan BTP mau menikah 10 kali atau 20 kali bercerai, itu urusan pribadinya. Tapi jangan menyebutkan karena Paulus pernah bercerai lalu dia atau siapapun juga boleh bercerai. Jadi menurut Alkitab dalam pemahaman BTP, tertafsir bercerai itu hal biasa dan menjadi sah.”
Sebagai pribadi, saya bisa saja menghargai pendapatnya itu. Buktinya banyak yang mendukung dia dalam kasus perceraiannya. Tetapi sebagai Apologet Kristen, saya wajib menentang dengan keras. “Kalau kemudian ada yang memasalahkan penyebutan saya, Ahok akan masuk neraka. Saran saya, baca judulnya dengan baik dan lengkap dan simak dulu video saya tersebut berulang kali dari awal hingga akhir. Baru kemudian memberikan komentar.”
“Kalau ada yang mau somasi dan katanya bisa masuk ranah pidana, silahkan saja. Selama ada dasar hukumnya untuk melakukan somasi dan dianggap pidana, kita harus hargai juga… kalau memang ditemukan dasar hukumnya. Tetapi saya akan sangat menghormati kalau BTP punya jiwa besar dan mengakui kekeliruannya. Tetapi apakah mungkin dia mau? Apalagi dalam rekaman tersebut ada penyebutan soal restu guru spiritualnya atau mentornya yang disebutkan merestui dia bercerai, pendeta senior dari kalangan reform dan apalagi mengakui bahwa dirinya penganut paham orthodox. Artinya dia sangat konservatif dalam memahami kitab suci.”
Pendapat Joshua Tewuh, “Saya tidak menyalahkan BTP seratus persen, tetapi ini orang berguru kepada orang yang salah. Dimanapun, representasi seorang guru akan turun ke muridnya. Kalau punya guru yang angkuh, akan menduplikasi murid-murid yang angkuh juga.”
“Kalau ada yang protes karena saya menyebut Ahok masuk neraka, suruh orang itu membaca dengan lengkap judulnya. Disitu disebutkan 5 Alasan Ahok Pasti Masuk Neraka (tanda seru) Jika Dia Tidak Bertobat, jangan berhenti sampai disitu saja, baca selanjutnya Tanggapan Apologetika Pastor Joshua Tewuh. Jangan dipotong-potong. Tanggapan Apologetika.”
“Itu bukan tanggapan warga biasa, yang dimana semua orang bisa berkomentar karena faktor suka atau tidak suka. Kalau secara apologetika disebut masuk neraka, saya harus sampaikan apa adanya. Makanya ada kalimat lainnya, Kalau Dia Tidak Bertobat. Kasusnya akan sama pada setiap orang, Kalau Tidak Berobat, Masuk Neraka.”
“Kalau masih ada yang mengomentari tentang cara saya menyampaikan, ya itulah cara saya. Ahok juga punya cara berkomunikasi, saya juga punya cara berkomunikasi, ya seperti itu. Sebagai apologet tentu saya berkewajiban untuk meluruskan. Sebagai pribadi dan Hamba Tuhan, Saya juga berkewajiban mengasihi setiap orang, Baik Pak Ahok yang terancam binasa karena kesesatan, maupun semua orang yang terancam sesat karena pernyataan sesat yang dibangun oleh pak Ahok. Saya memang berkewajiban mengasihi. Menegur bukan tanda tidak mengasihi.”