Karawaci, chronosdaily.com – Pertemuan Anies Baswedan dengan beberapa elit politik, tidak dapat dijadikan indikator posisi politik di pentas Pilpres 2024. Menurut Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, pertemuan Anies Baswedan dengan elite politik dan parpol belakangan ini bisa dipahami sebagai penjajakan serta testing the water. “Belum ada kepastian soal nasib Anies di Pilpres 2024.”
Sebagai catatan, Anies telah melakukan pertemuan dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Terakhir Kamis (13/5/2021) dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
“Sifatnya penjajakan dan test the water,” Hal ini dapat dengan mudah terdeteksi melihat respons pemimpin dan elite politik di republik. “Sekaligus melihat bagaimana respons masyarakat,” jelas Emrus, Jumat (14/5/2021).
Hasil berbagai survei yang digelar lembaga independen untuk mengukur elektabilitas kandidat Capres 2024, nama Gubernur DKI Jakarta selalu masuk dalam daftar calon presiden. Kalkulasi Emrus, adanya variabel lain yang mungkin bisa diketahui lewat penjajakan ini adalah materi kompromi politik dalam konteks proses pencalonan. Lalu kemungkinan kompromi politik usai pencalonan dipastikan menyangkut posisi politik yang dijanjikan jika memenangkan pertarungan.
Meski disebutkan pula bahwa peluang Anies Baswedan untuk terpilih sebagai presiden pada pemilihan umum 2024 bisa tertutup jika Ganjar Pranowo maju berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Survei Ganjar-AHY memiliki elektabilitas 20-30 persen.
Secara umum, Emrus menilai bahwa penjajakan ini bukan berarti sudah ada kepastian. Sebab karakter politik nasional Indonesia sangat dinamis, “Karena last minute atau pada menit terakhir, semuanya bisa berubah.” Menukil laman BeritaSatu, Emrus menyatakan, “Peluang Anies Baswedan belum bisa diperkirakan terkait pencalonan dari parpol. Sebab dari segi waktu masih ada 3 tahun lebih. Kebiasaan politik kita pencalonan, bisa jelang last minutes. Paling cepat setahun terakhir sebelum pemilu,” tegas Emrus.
Berbagai kalangan menyebutkan, persepsi capres dari kalangan sipil masih relatif tinggi jika dibadingkan dari kalangan militer ataupun kepolisian. Elektabilitas sipil berada di angka 53 persen, dari militer 37 persen dan institusi Polri 10 persen. Kepercayaan pada tokoh sipil terpecah pada kader partai politik sebesar 29 persen, agamawan 14 persen, pengusaha 9 persen, intelektual 3 persen dan yang tidak menentukan sebanyak 45 persen
Meski Emrus Sihomobing belum bisa memrediksi peluang Anies, para elit masih menunggu keputusan Partai Demokrat, Partai Nasdem dan PKS menentukan arah dukungan.